
Emiten pertambangan emas dan tembaga, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) membukukan pendapatan US$ 574 juta pada kuartal III-2024, sehingga total pendapatan sepanjang Januari-September 2024 mencapai US$ 1,7 miliar atau meningkat 47% yoy. “Pencapaian itu hanya sedikit di bawah ekspektasi atau sekitar 74,1% dari estimasi tahun ini,” tulis analis KB Valbury Sekuritas, Laurencia Hiemas dalam risetnya.
Adapun EBITDA Merdeka Copper Gold pada kuartal III-2024 sebesar US$ 44 juta atau naik 10% qoq. Dengan begitu, total EBITDA selama Januari-September 2024 mencapai US$ 185 juta, tumbuh 37% yoy.
Komoditas emas yang berkontribusi 79,3% terhadap EBITDA Merdeka Copper Gold pada kuartal III-2024 mengalami kenaikan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) menjadi US$ 2.566/oz. Selain itu, volume penjualan tembaga melonjak 145,2% qoq menjadi 4.970 ton.

“Penurunan AISC (all-in sustaining costs) pada emas membantu hasil, meskipun kadar bijih yang lebih rendah memengaruhi volume,” jelas Laurencia. KB Valbury Sekuritas memproyeksikan pertumbuhan berkelanjutan pada emiten berkode saham MDKA tersebut, dengan pertumbuhan pendapatan sebesar 23,3% yoy pada 2025. Pertumbuhan itu bakal ditopang oleh peningkatan volume nikel dari smelter ZHN dan tambang SCM, serta kenaikan harga emas. “Kontribusi dari Pani Gold bakal makin meningkatkan pendapatan MDKA pada 2025. Di sisi lain, membaiknya biaya tunai nikel dan harga tembaga yang lebih kuat dapat meningkatkan margin,” sebut Laurencia.
Dengan berbagai faktor tersebut, KB Valbury Sekuritas kembali menginisiasi rekomendasi beli saham MDKA. Target harga saham MDKA dipatok sebesar Rp 3.200. Target harga tersebut berdasarkan proyeksi EV/EBITDA 2025 sebesar 13,6 kali dan P/BV 2025 mencapai 1,3 kali. Pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (12/11/2024), MDKA bertengger di level Rp 2.180. Dengan demikian, potensi cuan saham MDKA tergolong besar mencapai 46%.
Sumber : investor.id