Emiten ‘Raja Mal’ Alexander Tedja, PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) diperkirakan mencetak kinerja yang kuat pada kuartal IV-2024, didukung oleh segmen real estat dan pendapatan berulang. “Beroperasinya tambahan mal juga akan menopang pertumbuhan pendapatan Pakuwon pada 2025,” tulis RHB Sekuritas dalam risetnya.

Pakuwon juga dinilai mampu menangkap peningkatan permintaan di sektor rekreasi, yang cenderung lebih tahan terhadap pelemahan daya beli properti di pasar domestik. “Neraca yang solid juga mendukung pembayaran dividen,” ungkap RHB Sekuritas. Pada kuartal IV-2024, pertumbuhan Pakuwon kemungkinan ditopang oleh segmen pendapatan berulang dan real estat. Pendapatan perseroan dari segmen hotel ditaksir meningkat secara kuartalan karena faktor musiman.

Emiten berkode saham PWON tersebut berhasil mempertahankan momentum pertumbuhan pendapatan per kamar tersedia (RevPar) di segmen hotel, dengan pendapatan berulang yang solid pada kuartal IV-2024. “Dari segmen real estat, kami perkirakan Rp 200 miliar akan dicatat sebagai pendapatan dari penjualan yang terdorong insentif PPN pada kuartal IV-2024, selain serah terima proyek lain yang telah dijadwalkan,” jelas RHB Sekuritas.

Secara keseluruhan, PWON berpotensi membukukan total pendapatan Rp 1,7 triliun pada kuartal IV-2024, meningkat 15,1% qoq atau naik 7,6% yoy. Dengan begitu, total pendapatan PWON sepanjang 2024 bisa mencapai Rp 6,5 triliun, tumbuh 5,5% yoy, atau sejalan dengan target optimistis RHB Sekuritas. Sementara itu, dengan beroperasinya mal baru di Bekasi, yakni Pakuwon Mall Bekasi, PWON diprediksi mulai mengenakan biaya sewa dan layanan penuh di kuartal I-2025 kepada seluruh tenant, yang diperkirakan dapat berkontribusi sedikitnya Rp 160 miliar pada 2025.

Sedangkan pendapatan berulang PWON tahun ini berpeluang tumbuh 4,6% yoy menjadi Rp 5,4 triliun, yang disokong oleh kenaikan RevPar dari segmen hotel. Ini akan memastikan sekitar 80% dari total pendapatan 2025 berasal dari segmen pendapatan berulang, terutama mal dan hotel.

Pakuwon (PWON) juga optimistis dapat menangkap peluang dari perpanjangan skema insentif PPN dengan mengungkapkan bahwa unit properti yang siap jual bernilai sekitar Rp 1,9 triliun. Karena itu, penetapan target prapenjualan 2025 yang sebesar Rp 1,8 triliun atau naik 16,6% yoy tampaknya terlalu konservatif bagi PWON.

Dengan berbagai faktor tersebut, RHB Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham PWON dengan target harga Rp 550. Jika mengacu pada harga saat ini, potensi cuan maksimal saham PWON sebesar 38%.

Target harga tersebut mencerminkan proyeksi P/E 2025 sebesar 11,2 kali. Saat ini, saham PWON diperdagangkan pada P/E 2025-2026 sebesar 8-7,6 kali. Valuasi itu tergolong menarik. Terlebih, sudah mencakup premi ESG sebesar 2%, mengingat nilai ESG PWON di 3,1 alias berada di atas median nasional. Risiko utamanya jika lalu lintas hotel lebih rendah dari perkiraan, terjadi pembatasan mobilitas, penjualan properti lebih rendah dari harapan, serta perubahan regulasi pemerintah.

Sumber : INVESTOR.ID