
Saham PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) menjadi pilihan CLSA di sektor kawasan industri di Bursa Efek Indonesia. Rekomendasi dan target harga SSIA positif. CLSA menilai, tiga bisnis Surya Semesta yakni kawasan industri, konstruksi, dan hotel, pulih secara bersamaan dan tengah menikmati momentum pertumbuhan kuat.
Di bisnis kawasan industri, Surya Semesta menikmati lonjakan penjualan dari proyek Subang. Tahun lalu, CLSA memprediksi penjualan lahan industri Surya Semesta mencapai 141 hektare (ha), naik dari proyeksi awal 20 ha. Penjualan sebesar itu, tulis CLSA, sangat fantastis dan tertinggi di sektornya. Jumlah itu terdiri atas penjualan lahan seluas 108 ha ke BYD, lalu 18 ha untuk dormitori BYD, 11 ha ke perusahaan mainan asal Hong Kong, dan 4 ha ke perusahaan garmen China.

Dalam pandangan CLSA, ke depan, arah bisnis emiten berkode saham SSIA tersebut di Subang berubah menjadi kualitas dari kuantitas. Sebab, penjualan lahan tahun ini diprediksi turun menjadi 120 ha. “Tetapi, harga jual lahan diprediksi meningkat. Kami prediksi ASP lahan di Subang mencapai Rp 1 juta dan Rp 1,4 juta per meter persegi pada 2024 dan 2025,” tulis CLSA dalam riset, dikutip pada Kamis (6/2/2025).
Peluang SSIA di Subang, demikian CLSA, masih sangat besar. Masih banyak pembeli potensial dengan estimasi penjualan lahan 500 ha. Fokusnya sekarang adalah rantai pasok otomotif, terutama setelah BYD berencana memulai operasional pabrik awal 2026.
Rekomendasi dan Target Harga
CLSA menilai, momentum kuat SSIA dari tiga bisnis akan menjadi katalis utama saham perseroan, sehingga menjadi pilihan di saham small-cap. Tetapi, broker ini memangkas proyeksi laba bersih 2024 dan 2025 masing-masing 18,9% dan 16,5% menjadi Rp 426 miliar dan Rp 462 miliar.
Ini tak lepas dari proyeksi margin yang lebih rendah dari bisnis KI dan pendapatan serta laba bersih hitel di Bali. Tak ada perubahan proyeksi NAV SSIA, yakni 41%, +1 standar deviasi, sesuai rata-rata 10 tahun. CLSA mempertahankan rekomendasi outperform saham SSIA dengan target harga Rp 1.410, mencerminkan potensi kenaikan 46% dari harga saat riset itu ditulis. Hari ini, saham SSIA turun 1,54% ke level Rp 960.
Sumber : INVESTOR.ID