PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA)  membagikan dividen tunai tahun buku 2024 sebesar Rp172,26 miliar atau setara Rp10 per saham. Jumlah itu dua kali lipat dibandingkan pembagian dividen pada tahun sebelumnya.

Di mana ESSA berhasil mencetak kenaikan laba 30,52 persen dan posisi kas yang menyentuh USD63 juta. “Pembagian dividen ini merupakan kombinasi antara peningkatan margin dan langkah deleveraging yang signifikan telah memungkinkan kami untuk membagikan imbal hasil yang lebih tinggi kepada Pemegang Saham dalam bentuk dividen yang lebih besar untuk 2024,” ujar Presiden Direktur & CEO ESSA Kanishk Laroya dalam keterangan resminya di keterbukaan informasi BEI, Rabu (16/4/2025).

Adapun ESSA mencatatkan laba USD45,18 juta atau Rp737,04 miliar sepanjang 2024, atau naik 30,52 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya sebesar USD34,61 juta.

Sebaliknya, pendapatan ESSA turun 12,67 persen menjadi USD301,40 juta atau Rp4,91 triliun, dari sebelumnya sebesar USD344,96 juta. Penurunan pendapatan perseroan utamanya disebabkan oleh turunnya harga amonia sebesar 15 persen, dengan harga rata-rata sebesar USD350 per metrik ton. Meski demikian, perseroan tengah berupaya mentransformasi pabrik amoniak yang ada menjadi rendah karbon, dengan target penyerapan sekitar 1 juta ton CO₂ per tahun. Pabrik ini akan mulai beroperasi pada kuartal IV-2028. 

Kami baru saja mengumumkan proyek Sustainable Aviation Fuel (SAF) terbaru kami melalui anak perusahaan PT Essa Saf Makmur ESM akan membangun fasilitas manufaktur greenfield berteknologi tinggi di Jawa Tengah untuk memproduksi hingga ±200.000 metrik ton SAF per tahun, dengan target operasi komersial pada kuartal I-2028,” tutur dia.

Sumber : IDX-CHANNEL.COM