JP Morgan baru-baru ini menaikkan peringkat saham bank besar PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) atau BNI dari netral menjadi overweight. Ini menandakan keyakinan bahwa saham BBNI memiliki potensi kenaikan yang lebih kuat dalam waktu dekat. Keputusan JP Morgan tersebut didorong oleh berbagai faktor teknikal dan fundamental yang membuat BBNI lebih menarik di mata investor.

Saham BBNI tercatat naik 12,7% dalam lima hari trading, yakni 3-7 Maret 2025, setelah JP Morgan mengangkat rating bank milik negara itu pada 2 Maret 2025. Kenaikan tersebut membawa saham BBNI menjadi satu-satunya yang positif di antara saham bank-bank besar di Indonesia sepanjang tahun ini atau year to date (YTD). Adapun saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) anjlok 15,1%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 6,6%, dan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) terkoreksi 7,8%. Sementara itu, indeks harga saham gabungan (IHSG) naik 5,8% ke level 6.636.

Berdasarkan data tersebut, recovery saham BNI (BBNI) dalam sepekan telah melampaui IHSG. Sementara, rekomendasi analis dalam konsensus Bloomberg menunjukkan 89% buy, 11% hold, dan tidak ada rekomendasi sell terhadap saham BBNI.

Dalam riset yang ditulis oleh analis JP Morgan Harsh Wardhan Modi, Gaurav Khandelwal, dan Shivansh Puri, setidakya ada tiga faktor pendukung BBNI. Pertama, valuasi menarik. JP Morgan mencatat bahwa bank-bank BUMN di Indonesia telah mengalami penurunan harga saham signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Alhasil, dalam jangka pendek akan terjadi teknikal reli. Valuasi BBNI yang terlihat dari price to book value saat ini sebesar 0,9 kali, lebih murah dibandingkan bank besar lainnya. Kedua, menurut JP Morgan, fundamental BNI mulai stabil.

Meskipun terdapat tantangan likuiditas dalam sistem perbankan Indonesia, JP Morgan menilai ekspektasi laba per saham (EPS) BBNI saat ini sudah berada pada level yang lebih defensif. Oleh karena itu, revisi negatif terhadap laba diperkirakan tidak akan lagi memberikan tekanan besar pada harga saham BBNI dalam jangka pendek.

Terakhir, ada potensi pemulihan dalam jangka menengah. Kebijakan makroekonomi Indonesia yang mendukung pertumbuhan PDB tinggi, baik secara riil maupun nominal, pada akhirnya akan menciptakan kondisi pemulihan struktural bagi sektor perbankan,” tulis JP Morgan dalam risetnya, yang dikutip pada Minggu (9/3/2025).

Dengan valuasi yang menarik, fundamental yang mulai stabil, serta strategi bisnis yang berorientasi pada perbaikan profitabilitas jangka panjang, JP Morgan melihat BBNI sebagai saham yang layak untuk diperhitungkan.

Peningkatan rating menjadi overweight oleh JP Morgan mencerminkan keyakinan bahwa saham ini memiliki prospek yang lebih baik dibandingkan sebelumnya. Para investor kini menunggu bagaimana strategi BBNI dalam meningkatkan kinerjanya agar mampu memenuhi ekspektasi pasar dan mempertahankan momentum positifnya. Pada Januari 2025, BNI (BBNI) mencetak pertumbuhan laba bersih paling tinggi dibandingkan peers, yakni 9,7% menjadi  Rp 1,6 triliun.

Sumber : INVESTOR.ID