Emiten terafiliasi Aguan-Sugianto Kusuma, PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) atau PIK 2 memastikan dicabutnya status Proyek Strategis Nasional (PSN) Tropical Coastland tidak akan memberikan dampak negatif terhadap perseroan.

Hal itu dikarenakan proyek Tropical Coastland, yang dihapus dari daftar PSN oleh Presiden Prabowo Subianto, tidak berada di kawasan pengelolaan PANI. 

Corporate Secretary PIK 2 Christy Grassela menjelaskan bahwa seluruh area proyek PSN Tropical Coastland justru berada di kawasan hutan lindung yang di bawah kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

“PSN Tropical Coastland seluruhnya di area hutan lindung dalam wewenang KLHK, di bawah pengawasan Perhutani. Tidak benar bahwa PSN Tropical berada di tanah milik Agung Sedayu, Grup Salim atau PANI,” ucapnya kepada Bisnis, Senin (13/10/2025.)

Christy menambahkan, lokasi lahan Perhutani itu berdampingan dengan area pengembangan PIK 2. Dengan demikian, proyek yang dihapus dari daftar PSN tidak memiliki keterkaitan langsung dengan pengembangan kawasan PIK 2 milik PANI.

Dalam perkembangan sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto melalui Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian No.16/2025 menghapus proyek PIK 2 Tropical Coastland dari daftar PSN. Proyek tersebut sebelumnya tercantum di nomor urut 226 dalam Permenko No.12/2024 sebagai bagian dari sektor pariwisata.

Sebelumnya, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi, dan Persidangan, Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian Haryo Limanseto menjelaskan nilai investasi pengembangan proyek Tropical Coastland mencapai Rp65 triliun dan diharapkan dapat menyerap sekitar 6.235 tenaga kerja langsung. 

Kabar tersebut kemudian membuat saham PANI ditutup terkoreksi 7,80% ke level Rp13.600 per saham pada perdagangan hari ini. Total volume saham yang diperdagangkan mencapai 25,69 juta dengan nilai turnover sebesar Rp357,33 miliar.

Penurunan tersebut juga membuat saham emiten properti ini terkontraksi sebesar 15% sepanjang tahun berjalan alias year-to-date (YtD) dan turun 0,73% sebulan terakhir. 

Saham CBDK yang juga berafiliasi dengan Grup Agung Sedayu ikut ambles 9,19% menjadi Rp6.425 hingga penutupan perdagangan. Volume saham yang diperdagangkan mencapai 38,07 juta lembar dengan nilai transaksi Rp252,47 miliar.

Sumber: market.bisnis.com