
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS) meminta suntikan modal kerja senilai US$500 juta atau setara dengan Rp8,3 triliun kepada Badan Pengelola Investasi Danantara Indonesia untuk mempercepat pemulihan bisnis perseroan sehingga restrukturisasi utang dapat berjalan dengan lancar.
Direktur Utama Krakatau Steel Muhamad Akbar Djohan mengatakan bahwa dukungan modal kerja tersebut diperlukan untuk menyelamatkan operasional sekaligus memenuhi kebutuhan bahan baku yang krusial bagi keberlanjutan industri baja nasional.
“Yang kami butuhkan adalah penyediaan modal kerja oleh Danantara sebesar US$500 juta untuk penyelamatan dan pemenuhan kebutuhan bahan baku agar fasilitas produksi dapat berjalan efisien dan berkelanjutan,” ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Selasa (30/9/2025).
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Krakatau Steel Daniel Fitzgerald Liman menyampaikan bahwa beban utang perseroan saat ini mencapai US$1,7 miliar yang terdiri atas pokok utang sebesar US$1,4 miliar dan bunga senilai US$338 juta.
Jika dibedah lebih lanjut, pokok utang emiten baja pelat merah tersebut berasal dari perjanjian kredit restrukturisasi yang diteken pada 30 September 2019. Dalam perjanjian tersebut, total nilai utang yang direstrukturisasi mencapai US$1,94 miliar.
Namun, dalam perjalanannya, KRAS telah membayar sebagian pokok utang dan bunga senilai US$509 juta. Pembayaran ini membuat utang perseroan kepada kreditur menjadi US$1,4 miliar.
Dengan kondisi tersebut, Krakatau Steel telah mengajukan bantuan modal kepada Danantara sejak Juni 2025. Suntikan tersebut diharapkan dapat terealisasi sebelum akhir tahun.
“Harapan kami dana segar ini segera cair sebelum Desember 2025, sehingga pada tahun depan kami bisa meningkatkan produktivitas pabrik,” ujar Daniel dalam kesempatan yang sama.
Di sisi lain, perseroan tengah fokus memperkuat unit hot strip mill (HSM) dan cold rolling mill (CRM) agar menjadi lini bisnis yang efisien, kompetitif, dan menguntungkan.
Selanjutnya, KRAS turut mengembangkan bisnis infrastruktur dan hilirisasi produk baja melalui pengembangan kawasan industri beserta fasilitas penunjang, serta optimalisasi di lini hilir.
Dari lantai Bursa Efek Indonesia (BEI), saham KRAS saat ini bertengger di level Rp312 per saham. Harga tersebut mencerminkan lonjakan sebesar 208,91% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD) dan mencatat kenaikan 44,44% selama tiga bulan terakhir.
Sumber: market.bisnis.com