PT Merdeka Gold Resources Tbk. (EMAS) akan resmi listing perdana dengan melepas 1,61 miliar saham atau persisnya 1.618.023.300 lembar saham, setara 16.180.233 lot pada hari ini, Selasa (23/9/2025).

Pada penawaran umum, berdasarkan fixed allotment atau penjatahan pasti, saham Merdeka Gold Resources mengalami total kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 4,62 kali.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia yang dikutip Senin (22/9/2025), total pesanan saham EMAS mencapai 7,48 miliar saham atau tepatnya 7.482.193.000 lembar saham, dari rencana 1,61 miliar saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah penawaran umum perdana.

Adapun Merdeka Gold Resources, emiten berkode saham EMAS tersebut telah mematok harga initial public offering (IPO) Rp2.880 per saham sehingga perseroan meraup dana segar Rp4,65 triliun.

Dari total dana IPO jumbo ini, EMAS akan menggunakan sekitar Rp3,88 triliun untuk membayar utang kepada PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA). Utang tersebut merujuk pada Perjanjian Utang Piutang pada 8 April 2022 yang diamandemen pada 21 Agustus 2025. Per 10 September 2025, pokok utang EMAS kepada MDKA tercatat sebesar Rp4,2 triliun.

Selanjutnya, sebanyak US$20 juta atau setara dengan Rp329,2 miliar akan dialokasikan sebagai setoran modal bertahap kepada entitas PT Pani Bersama Tambang. Dana ini akan dipakai untuk kebutuhan pembelian bahan baku hingga biaya karyawan. Adapun, sisanya sekitar US$20 juta atau setara dengan Rp329,2 miliar akan digunakan untuk pinjaman kepada PT Puncak Emas Tani Sejahtera.

Merdeka Gold berkeyakinan bahwa pertambangan emas memiliki prospek usaha yang menjanjikan, karena emas merupakan salah satu sumber daya alam bernilai tinggi yang digunakan masyarakat luas.

“Seiring dengan tren kenaikan harga emas, pertumbuhan permintaan emas dalam lima tahun ke depan akan didorong oleh tujuan investasi, dengan bank sentral diperkirakan akan tetap menjadi pembeli utama emas,” tulis perusahaan dalam prospektus.

Meski begitu, kinerja keuangan Merdeka Gold masih dalam tren negatif dalam beberapa tahun terakhir. Pada kuartal I/2025, perusahaan membukukan rugi bersih US$9,21 juta, yang membengkak dibandingkan periode sama tahun sebelumnya senilai US$4,17 juta. Sepanjang 2024, kerugian bersih mencapai US$12,7 juta, juga lebih buruk dibandingkan 2023 yang rugi US$6,83 juta.

Dari sisi utang, per 31 Maret 2025, perusahaan mempunyai jumlah liabilitas sebesar US$280 juta, yang terdiri dari liabilitas jangka pendek sebesar US$77,9 juta dan liabilitas jangka panjang sebesar US$202,1 juta.

Semestara dari sisi neraca, total aset Perseroan tercatat sebesar US$543,3 juta, meningkat tipis dari posisi 31 Desember 2024 yang sebesar US$529,7 juta. Kenaikan ini terutama ditopang oleh pertumbuhan liabilitas yang naik menjadi US$280 juta, dari sebelumnya US$256,7 juta. Sementara itu, ekuitas mengalami sedikit penurunan menjadi US$263,3 juta dibandingkan US$273,0 juta pada akhir tahun 2024.

Bertindak sebagai penjamin pelaksana emisi efek dalam penawaran umum perdana saham ini adalah PT Indo Premiers Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Indonesia dan PT Sinarmas Sekuritas.

PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) merupakan pemegang saham mayoritas EMAS sebelum IPO dengan persentase kepemilikan sebesar 62,73%. Kemudian Winanto Kartono mengempit 9,29% saham, Garibaldi Thohir 6,21%, Hardi Wijaya Liong sebesar 3,98%, sementara sisanya merupakan pemegang saham

Sumber: market.bisnis.com