PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL) atau Harita Nickel mencatatkan laba bersih yang kuat sebesar Rp 2 triliun pada kuartal III-2024, meningkat 12,6% qoq. Alhasil, laba bersih sepanjang Januari-September 2024 mencapai Rp 4,8 triliun, naik 8,4% yoy, atau mencapai 95% dan 93% dari estimasi BRI Danareksa Sekuritas dan konsensus tahun ini.

Harita Nickel juga membukukan pertumbuhan pendapatan pada kuartal III-2024 sebesar 11,9% qoq menjadi Rp 7,5 triliun. Dengan begitu, pendapatan selama periode Januari-September 2024 sebesar Rp 20,4 triliun, terangkat 17,8% yoy, atau mencapai 77% dan 78% dari estimasi BRI Danareksa Sekuritas dan konsensus tahun ini.

Kinerja Harita Nickel pada kuartal III yang lebih baik itu ditopang oleh peningkatan harga nickel pig iron (NPI) sebesar 3% qoq menjadi US$ 12.040/ton. Volume penjualan NPI juga meningkat 2,5% qoq menjadi 33,2 ribu ton.

“Selain itu, volume penjualan bijih limonit meningkat 69% qoq menjadi 5,1 juta wmt, karena perseroan mulai menjual ke ONC. Pendapatan dari JV juga naik 3,4% qoq menjadi Rp 677 miliar,” tulis analis BRI Danareksa Sekuritas, Timothy Wijaya dan Naura Reyhan Muchlis dalam risetnya.

Emiten berkode saham NCKL tersebut kini tengah memperkuat langkah hilirisasi dengan mulai menjual kobalt elektrolit (electrolytic cobalt/EC) pertamanya pada kuartal III-2024 sebanyak 180 ton.

Ke depan, PT Halmahera Persada Lygend (HPL), anak usaha NCKL, memiliki opsi untuk mengubah mixed hydroxide precipitate (MHP) menjadi kobalt sulfat atau kobalt elektrolit, tergantung pasar mana yang menawarkan harga lebih baik.

Hingga kuartal III-2024, harga jual rata-rata (average selling price/ASP) kobalt elektrolit jauh lebih tinggi mencapai US$ 22 ribu/ton dibandingkan kobalt sulfat yang sebesar US$ 17 ribu/ton. “Dengan demikian, margin tunai juga jauh lebih tinggi sebesar US$ 13,7 ribu/ton dibandingkan US$ 8 ribu/ton,” ungkap Timothy.

NCKL juga mempelajari kemungkinan memproduksi nikel elektrolit. Di sisi lain, manajemen menyebutkan bahwa pembangunan lini produksi rotary kiln electric furnace (RKEF) PT Karunia Permai Sentosa (KPS) tahap 2 dan 3 sedang berlangsung, meski tidak terburu-buru dalam penyelesaiannya. Progres saat ini masih kurang dari 10%. Sedangkan lini pertama telah mencapai 77%, dengan target COD (commercial operation date) tetap sesuai jadwal pada kuartal I-2025.

Sumber : Investor.Id