
NEW YORK – Harga minyak dunia melonjak sekitar 2% pada perdagangan Senin (28/7/2025). Kenaikan itu didorong oleh kesepakatan dagang antara Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.
Dikutip dari Reutersm penguatan harga minyak juga ditopang pernyataan Presiden AS Donald Trump yang mempercepat tenggat waktu bagi Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina atau menghadapi sanksi baru.
Harga minyak Brent naik US$ 1,6 (2,3%) menjadi US$ 70,04 per barel, tertinggi dalam 10 hari terakhir. Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik US$ 1,55 (2,4%) ke posisi US$ 66,71 per barel.
Trump mengumumkan bahwa tenggat waktu 50 hari yang sebelumnya diberikan kepada Rusia untuk menghentikan agresi militernya dipangkas menjadi hanya 10–12 hari. Pernyataan ini langsung mendongkrak harga minyak, karena menambah ketegangan geopolitik di pasar energi global.
Di sisi lain, kesepakatan dagang antara AS dan Uni Eropa juga menjadi katalis positif bagi harga minyak dan pasar keuangan global. Kesepakatan tersebut menetapkan tarif impor AS sebesar 15% untuk sebagian besar produk dari Eropa. Trump juga menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Uni Eropa akan membeli energi dari AS senilai US$ 750 miliar.
“Kesepakatan ini memberi dorongan besar bagi produsen energi AS, sekaligus menekan Rusia agar mau berunding,” ujar analis senior di Price Futures Group Phil Flynn sembari menambahkan, kesepakatan tersebut akan membuat Eropa mengurangi ketergantungan terhadap pasokan energi dari Rusia.
Tarif AS dan China
Analis pasar di IG Tony Sycamore, menambahkan bahwa prospek perpanjangan jeda tarif antara AS dan China juga turut mendukung sentimen pasar.
Sementara itu, analis PVM Tamas Varga mengatakan, kesepakatan dagang AS-Uni Eropa membantu mengurangi ketidakpastian. Namun, ia juga mencatat bahwa penguatan dolar AS dan penurunan impor minyak India masih menekan harga minyak secara umum.
Dari sisi pasokan, panel OPEC+ menegaskan kembali pentingnya kepatuhan penuh terhadap kesepakatan pembatasan produksi. Delapan negara anggota OPEC+ dijadwalkan bertemu Minggu (3/8/2025) untuk memutuskan apakah akan menaikkan produksi pada September.
Menurut proyeksi ING, OPEC+ kemungkinan besar akan menyelesaikan pengembalian penuh pasokan tambahan sebesar 2,2 juta barel per hari (bph) secara sukarela sebelum akhir September.
Sumber : investor.id