Harga minyak dunia naik hingga 1% pada Kamis (9/1/2025). Hal itu didorong oleh cuaca dingin ekstrem yang melanda beberapa wilayah di Amerika Serikat (AS) dan Eropa, sehingga meningkatkan permintaan bahan bakar untuk musim dingin.

Dikutip dari Reuters, harga minyak Brent naik 76 sen (1%) ditutup pada US$ 76,92 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 60 sen (0,82%) menjadi US$ 73,92 per barel. Sebelumnya, pada Rabu, kedua tolok ukur ini turun lebih dari 1%.

Kenaikan ini jelas karena permintaan bahan bakar musim dingin di AS mulai meningkat,” ujar John Kilduff, mitra di Again Capital, New York.

Layanan Cuaca Nasional AS melaporkan bahwa beberapa wilayah dari timur Texas hingga Virginia Barat berada di bawah peringatan badai musim dingin pada Kamis, mencakup daerah-daerah seperti Arkansas, Tennessee, dan Kentucky.Futures untuk solar sulfur ultra-rendah diperdagangkan sekitar US$ 2,38 per galon, tertinggi sejak 8 Oktober, menurut data dari LSEG.

Analis JP Morgan memperkirakan bahwa di AS, Eropa, dan Jepang, setiap penurunan suhu satu derajat Fahrenheit di bawah rata-rata 10 tahun akan meningkatkan permintaan minyak pemanas dan propana sebesar 113 ribu barel per hari (bph).

Suhu yang sangat dingin ini mendorong konsumen untuk meningkatkan penggunaan pemanas,” tambah JP Morgan dalam analisisnya. Kondisi musim dingin yang ekstrem juga berpotensi mengganggu pasokan minyak karena suhu beku dapat menyebabkan pembekuan sementara dan penurunan produksi.

Saat ini, es tampaknya tetap berada di utara wilayah kilang di sepanjang Pantai Teluk AS, tetapi pemadaman listrik menjadi perhatian karena hujan lebat dan angin kencang,” tulis tim perdagangan TACenergy.

Sementara itu, struktur pasar dalam kontrak berjangka Brent menunjukkan kekhawatiran pedagang tentang pengetatan pasokan di tengah permintaan yang meningkat.

Hal ini karena premi kontrak Brent untuk bulan depan dibandingkan kontrak enam bulan ke depan mencapai titik terlebar sejak Agustus pada Rabu.

Kondisi backwardation ini, di mana harga untuk pengiriman lebih cepat lebih tinggi daripada pengiriman lebih lambat, biasanya mengindikasikan penurunan pasokan atau peningkatan permintaan.

Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan mengumumkan sanksi baru yang menargetkan ekonomi Rusia minggu ini. Pemerintah AS mencoba memperkuat upaya perang Ukraina melawan Rusia sebelum Presiden terpilih Donald Trump menjabat pada 20 Januari.

Industri minyak Rusia menjadi salah satu target utama sanksi ini.Dolar AS menguat lebih jauh pada Kamis, mempengaruhi harga minyak global. Analis pasar senior OANDA Kelvin Wong mengatakan, ke depan, minyak mentah WTI diperkirakan akan bergerak dalam kisaran US$ 67,55 hingga US$ 77,95 menuju Februari, sambil menunggu kejelasan lebih lanjut terkait kebijakan Trump dan stimulus fiskal dari China.

Sumber : INVESTOR.ID