Jakarta – Harga minyak dunia melemah pada perdagangan Jumat (25/7). Hargaminyak turun ke level terendah dalam tiga pekan terakhir seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap prospek ekonomi global serta tanda-tanda adanya pertumbuhan pasokan.

Dilansir dari Reuters, Senin (28/7), Minyak Brent turun sebesar 1,1% dan ditutup di US$68,44. Sementara West Texas Intermediate (WTI)turun 1,3% menjadi US$65,16.

Di Amerika Serikat (AS), data terbaru menunjukkan bahwa pesanan baru untuk barang modal buatan lokal secara tak terduga menurun pada bulan Juni. Sementara pengiriman barang meningkat secara moderat. Data ini mengindikasikan bahwa belanja bisnis untuk peralatan mengalami perlambatan pada kuartal kedua.

Jumlah rig minyak dan gas aktif dilaporkan kembali turun untuk ke-12 kalinya dalam 13 minggu terakhir. Hal tersebut menandakan pengurangan produksi oleh perusahaan energi.

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump juga menjadi sorotan usai dirinya menegaskan bahwa bank sentral mungkin siap untuk menurunkan suku bunga. Suku bunga yang lebih rendah dapat meningkatkan konsumsi dan permintaan energi, termasuk minyak.

Dari China, Beijing mengumumkan bahwa pendapatan fiskal turun 0,3% selama enam bulan pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menunjukkan kelemahan ekonomi yang terus berlanjut.

Dari Rusia, ekspor minyak harian dari pelabuhan barat diperkirakan mencapai 1,77 juta barel per hari pada Agustus. Angka tersebut turun dari 1,93 juta barel per hari pada rencana bulan Juli.

Meskipun ada penurunan pasokan dalam beberapa wilayah, tekanan dari ketidakpastian ekonomi global tetap mendominasi sentimen pasar, menekan harga minyak mentah ke level terendah dalam tiga pekan.

Sumber : Warta Ekonomi