
Harga emas mencetak rekor baru dan menembus level US$4.100 per ounce seiring dengan meningkatnya ketegangan dagang AS–China dan ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed.
Melansir Reuters pada Selasa (14/10/2025), harga emas di pasar spot naik 2,2% menjadi US$4.106,48 per ounce setelah sempat menyentuh rekor US$4.116,77. Sementara itu, harga emas berjangka AS untuk pengiriman Desember menguat 3,3% ke level US$4.133 per ounce.
Sepanjang tahun ini, harga emas telah melesat 56% dan untuk pertama kalinya menembus level US$4.000 per ounce pekan lalu. Lonjakan tersebut didorong oleh meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan ekonomi global, ekspektasi pemangkasan suku bunga AS, serta pembelian emas yang kuat oleh bank-bank sentral dunia.
“Momentum kenaikan harga emas masih bisa berlanjut. Kami memperkirakan harga bisa menembus di atas US$5.000 pada akhir 2026,” ujar Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar di Blue Line Futures.
Menurut Streible, pembelian emas oleh bank sentral, arus masuk ke dana ETF, ketegangan dagang AS–China, serta prospek suku bunga yang lebih rendah memberikan dukungan struktural bagi pasar emas.
Dari sisi geopolitik, Presiden AS Donald Trump kembali memicu ketegangan dagang dengan China pada Jumat (10/10/2025), mengakhiri gencatan senjata sementara antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Sementara itu, pelaku pasar kini memperkirakan kemungkinan sebesar 97% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada Oktober dan 100% pada Desember. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil bunga, cenderung menguat di lingkungan suku bunga rendah.
Bank of America dan Societe Generale kini memperkirakan harga emas akan mencapai US$5.000 pada 2026, sementara Standard Chartered menaikkan proyeksi rata-rata harga emas menjadi US$4.488 pada tahun depan.
“Kami melihat reli ini masih memiliki ruang untuk berlanjut, namun koreksi jangka pendek akan lebih sehat bagi tren kenaikan jangka panjang,” ujar Suki Cooper, Kepala Riset Komoditas Global di Standard Chartered Bank.
Adapun harga perak di pasar spot naik 3,1% ke US$51,82 per ounce setelah sempat menyentuh rekor US$52,12 di awal sesi. Kenaikan ini ditopang oleh faktor yang sama dengan emas serta kondisi ketat di pasar fisik.
Secara teknikal, kedua logam mulia tersebut kini berada di area jenuh beli, dengan indeks kekuatan relatif (RSI) emas di level 80 dan perak di 83.
Sementara itu, harga platinum naik 3,9% ke US$1.648,25 dan palladium menguat 5,2% menjadi US$1.478,94 per troy ounce.
Sumber: market.bisnis.com