
SINGAPURA – Perusahaan pemesanan kendaraan dan pengiriman makanan yang terdaftar di AS, Grab dikabarkan akan mengambil alih PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) di kuartal II 2025.
Melansir Reuters, Rabu (7/5/2025) Grab yang berkantor pusat di Singapura telah menyewa penasihat untuk mengerjakan kesepakatan yang diusulkan. Kesepakatan tersebut tunduk pada persyaratan seperti pembiayaan, yang sedang didiskusikan Grab dengan bank.
Nilai akuisisi GoTo oleh Grab dikabarkan mencapai US$ 7 miliar (Rp 115 triliun). Harga saham GoTo pada perdagangan Rabu berakhir di harga Rp 84 per lembar yang menjadikan kapitalisasi pasar GoTo senilai Rp 95,81 triliun. Grab yang sahamnya dijual di bursa saham AS memiliki kapitalisasi pasar US$ 20 miliar atau sekitar Rp 330 triliun).
Adapun, rumor penggabungan usaha alias merger antara dua penyedia layanan On-Demand Services, GOTO dengan Grab belakangan ini memang makin santer di kalangan publik. Grab dan GOTO bahkan punya investor yang sama, yaitu Softbank.
Akuisisi ini mencakup seluruh operasi GoTo di Indonesia serta unit internasionalnya di Singapura, namun tidak termasuk lini bisnis keuangan. Sebelumnya, GoTo telah melakukan restrukturisasi besar dengan melepas kendali atas divisi e-commerce mereka kepada TikTok dalam transaksi senilai US$ 1,5 miliar pada tahun lalu.
Langkah ini menunjukkan bahwa Grab berfokus pada penguatan layanan transportasi dan pengantaran makanan, serta memperluas jangkauan geografisnya di Asia Tenggara. Sementara itu, GoTo tampaknya mempertahankan divisi keuangannya sebagai aset strategis untuk pengembangan bisnis ke depan.
Sebelumnya diberitakan Investortrust.id, awal bulan ini, satu komisaris dan tiga direksi GOTO menyatakan mundur dari jabatannya. Tiga direktur tersebut yaitu Thomas Husted selaku Wakil Presiden Direktur, Nila Marita selaku Direktur dan Head of External Affairs, Pablo Malay selaku Chief Corporate Officer. Sedangkan Garibaldi Thohir (Boy Thohir) mengundurkan diri dari posisinya sebagai komisaris.
Pertumbuhan Berkelanjutan
Yang menjadi perhatian investor, jika kabar akuisisi tersebut benar lalu bagaimana perseroan tetap mampu untuk mempertahankan keberlanjutan pertumbuhannya setelah mencatatkan perbaikan pesat pada kuartal I 2025?.
Melansir laman resminya, GoTo adalah ekosistem digital terbesar di Indonesia. Ekosistem GoTo menyediakan berbagai layanan, termasuk mobilitas, pengantaran, pembayaran, layanan keuangan, dan solusi teknologi untuk para pedagang. Ekosistem ini juga menyediakan layanan e-commerce melalui Tokopedia dan layanan perbankan melalui kemitraannya dengan PT Bank Jago Tbk (ARTO).
GoTo sudah pasti akan menggeber performa dari GoTo Financial. GoTo Financial berawal dari peluncuran GoPay di tahun 2016 sebagai solusi pembayaran yang dibuat agar mitra pengemudi dan penumpang Gojek dapat bertransaksi nontunai dengan mudah di pinggir jalan kota Jakarta yang ramai.
Kini, GoTo Financial menawarkan berbagai layanan pembayaran digital, jasa keuangan dan solusi bisnis yang digunakan secara luas oleh konsumen, mitra usaha dan mitra pengemudi. Berbagai layanan ini dikembangkan untuk membantu pelanggan mengelola segala hal yang berkaitan dengan keuangan, agar mereka dapat dengan mudah berbelanja, memonitor pengeluaran, mengakses pinjaman, membeli asuransi, menabung, berinvestasi, membangun bisnis, dan banyak lainnya.
Layanan GoTo Financial yang dirancang untuk konsumen mencakup GoPay, GoPayLater dan berbagai produk keuangan lainnya. GoTo Financial juga melayani bisnis dari berbagai skala melalui Midtrans – payment gateway; Moka dan GoBiz PLUS – jaringan POS (point of sale); serta platform GoBiz, dan Selly yang membantu meningkatkan efektivitas bisnis. Lalu yang terbaru adalah exchange kripto PT Kripto Maksima Koin (KMK) yang kini rebranding dengan nama FLOQ.
Aset Digital
GOTO pada 25 Agustus 2022 membeli 100% saham perusahaan kripto lokal tersebut dengan nilai transaksi Rp 124,83 miliar. Pembelian seluruh saham KMK dilakukan melalui anak usaha GOTO, PT Dompet Karya Anak Bangsa (Gopay) yang sahamnya dimiliki 99,99% oleh GOTO. Tujuan transaksi untuk perluasan kegiatan usaha perseroan.
Khusus untuk layanan kriptonya, sebelumnya, mengutip lowongan pekerjaan yang dipasang di LinkedIn, pada awal 2023 GOTO nampak sedang berupaya mengembangkan produk investasi kripto dengan merekrut beberapa orang di bidang kripto.
Karyawan yang sedang dicari untuk posisi ini akan memainkan peran penting dalam menetapkan strategi, rencana pertumbuhan, serta fitur untuk Investasi kripto di aplikasi GoPay dan memanfaatkan ekosistem GoPay untuk membuat kripto lebih mudah diakses dan terkait dengan ekonomi secara umum.
Investortrust.id juga sempat bertemu dengan Komisaris Utama GoTo Agus Martowardojo dalam sesi seminar pengembangan sektor jasa keuangan khususnya di bidang aset kripto yang digelar Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 11 Februari 2025 lalu di JCC. Namun sayangnya saat ditanya, mantan Gubernur Bank Indonesia itu enggan mengutarakan perihal kedatangannya di seminar tersebut.
Teranyar KMK yang merupakan bagian dari GOTO beberapa persen sahamnya diambil alih salah satunya oleh Timothy Ronald yang kemudian melakukan rebranding dengan mengubah nama KMK menjadi FLOQ. KMK sendiri telah mendapatkan sertifikat registrasi dari Bappebti tertanggal 28 Januari 2022 sebagai calon pedagang fisik aset kripto.
Bila dilihat dari porsi kepemilikan saham KMK oleh GOTO dalam laporan keuangan 2024 nampak ada perubahan. Bila di 2023 GOTO memiliki 99,99% saham atas KMK, namun jumlah itu menyusut 32,03% di tahun 2024 menjadi tersisa 67,96%.
Adapun selain Founder dan CEO Akademi Crypto Timothy Ronald, nampak Yudhono Rawis mantan CEO Tokocrypto dan juga Co Founder Akademi Crypto Kalimasada sebagai bagian dari FLOQ.
FLOQ sendiri diketahui sudah soft launch secara terbatas pada Jumat (2/5/2025). Adapun grand launching-nya dikabarkan akan terjadi setelah mendapat persetujuan dari OJK mengenai direksi dan komisaris terbarunya.
Strategi Perusahaan
Pengamat Ibrahim Assuaibi meniai, GOTO tengah mencari alternatif untuk memperluas sumber keuntungan, salah satunya dengan mengembangkan bisnis aset kripto. Langkah ini disebut sejalan dengan strategi perusahaan untuk memperluas lini bisnis digital di tengah kompetisi pasar yang ketat.
Fenomena seperti ini umum terjadi ketika sebuah perusahaan telah memiliki jaringan nasabah dan pemasaran yang kuat. “Biasanya, orang-orang marketing dari entitas besar seperti yang memiliki banyak nasabah, ingin mendirikan atau mengakuisisi entitas baru karena peluang keuntungannya besar,” ujarnya kepada Investortrust, Rabu (7/5/2025).
KMK yang merupakan bagian dari GOTO telah diakuisisi beberapa persen sahamnya oleh entitas pedagang aset kripto yang sebelumnya dijalankan oleh orang-orang berpengalaman dari Akademi Crypto dan juga ada dari Tokocrypto. Namun, menurutnya, akuisisi mayoritas saham belum menjamin kontrol penuh terhadap arah kebijakan perusahaan, terutama jika bukan pembelian 100%.
Ia menambahkan bahwa tantangan utama KMK adalah membangun kepercayaan dan merebut pasar dari exchange kripto lainnya. “Nama-nama besar seperti Indodax itu sudah punya branding dan promosi besar-besaran sejak awal. Mereka juga mendapat dukungan kuat, misalnya Indodax pernah didukung oleh BCA sebagai alat bayar untuk transaksi lintas negara,” jelasnya.
Selain kekuatan branding, faktor loyalitas nasabah juga menjadi tantangan besar. Banyak pengguna lebih memilih bertahan pada platform lama karena sudah nyaman dengan sistem layanan dan transaksi yang dianggap andal. “Nasabah itu pegang orang. Kalau tokohnya pindah ke entitas baru, belum tentu nasabah ikut seterusnya. Servis dan kenyamanan tetap jadi penentu utama,” jelas Ibrahim.
Ia juga mengingatkan bahwa meskipun GOTO memiliki lini bisnis kuat seperti Gojek dan Gopay, keberhasilan ekspansi ke kripto tetap memerlukan strategi promosi agresif. “Seperti dulu saat Gojek dan Tokopedia membakar uang untuk promosi. Tanpa itu, sulit mendapatkan pengguna,” kata Ibrahim.
Terkait masa depan GOTO, ia menilai prospek tetap terbuka terutama dengan Gopay yang sudah terintegrasi dengan berbagai layanan digital. Namun, ia menekankan bahwa data pengguna aktif harus diperhatikan. “Dari seluruh mitra Gojek, belum tentu semuanya aktif di Gopay. Sama halnya dengan 21 juta akun kripto terdaftar, yang aktif transaksi mungkin hanya sekitar 500.000,” ujarnya.
Target Harga
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) berhasil mencatatkan rekor kinerja keuangan secara kuartalan pada kuartal I 2025. Bahkan, kedua pilar bisnisnya Financial Technology (Fintech) dan On-Demand Services (ODS) berhasil capai profitabilitas tertinggi sepanjang masa. Berdasarkan rilis kinerja keuangan GOTO diungkapkan kinerja EBITDA Grup yang disesuaikan positif untuk unit bisnis Fintech dan ODS masing-masing sebesar Rp 47 miliar dan Rp 314 miliar sepanjang kuartal I-2025.
Dengan torehan tersebut, segmen Fintech berhasil membalikkan EBITDA yang disesuaikan dari posisi rugi pada kuartal I 2024 sebesar Rp 248 miliar menjadi positif Rp 47 miliar. Artinya, perseroan berhasil torehkan perbaikan senilai Rp 295 miliar secara tahunan. Unit bisnis ini mencetak kinerja terbaik sepanjang sejarah dari sisi profitabilitas di tengah tantangan isu pelemahan daya beli, perlambatan kredit, dan peningkatan suku bunga tinggi.
Selain itu, ini menjadi kali kedua unit bisnis Fintech mencetak EBITDA yang disesuaikan positif setelah kuartal IV 2024 dengan senilai Rp 14 miliar. Hasil tersebut ditopang pertumbuhan pendapatan bersih Fintech sebesar 90% YoY menjadi Rp 1,2 triliun di kuartal I 2025 dan portofolio pinjaman konsumen yang tumbuh 108% YoY menjadi Rp 5,7 triliun pada periode yang sama.
Tak kalah kuatnya, segmen ODS GoTo melaporkan kinerja unit bisnis ini menjadi dua segmen, yaitu mobility dan delivery dengan pertumbuhan double digit. EBITDA yang disesuaikan untuk segmen Mobility bertumbuh sebanyak 33% menjadi Rp 222 miliar dan delivery tumbuh lebih pesat sebanyak 142% menjadi Rp 133 miliar selama periode Januari-Maret 2025.
“Kombinasi unik Fintech dan ODS GOTO, Fintech punya akselerasi yang cepat dan konsisten, sehingga kontribusi terhadap profitabilitas Grup semakin meningkat. ODS dengan segala inovasi produk tetap tumbuh dan marjin semakin tebal” ujar Gani dari OCBC Sekuritas.
Pertumbuhan pesat kinerja keuangan tersebut mendorong sejumlah analis untuk mempertahankan rekomendasi beli saham ini. BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 110. BRI Danareksa Sekuritas juga mengungkapkan bahwa target tersebut merefleksikan kinerja keuangan GOTO kuartal I 2025 sudah sesuai dengan estimasi. Target tersebut juga mempertimbangkan perbaikan pesat EBITDA margin segmen bisnis ODS dan fintech perseroan.
Segmen fintech tetap menjadi lini bisnis paling menonjol bagi GOTO kini, yaitu dicatatkan lonjakan Monthly Transactioned User (MTU) sebanyak 30% menjadi 20,6 juta. Pertumbuhan kredit juga mengesankan mencapai 108% didukung pertumbuhan penetrasi dan risiko pinjaman yang tetap terjaga dengan baik.
Begitu juga dengan Mandiri Sekuritas dalam riset dua hari lalu mempertahankan rekomendasi beli saham GOTO dengan target harga Rp 106. Target harga tersebut merefleksikan kinerja seluruh unit bisnis perseroan berkinerja baik sepanjang kuartal I 2025, bahkan telah melampaui panduan Mandiri Sekuritas.
Pada perdagangan Rabu (7/5/2025) harga saham GOTO ditutup di posisi Rp 84 per lembar, menguat 1,20% dibandingkan hari sebelumnya.
Sumber : investortrust
Editor : Lona Olavia