
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) membantah informasi yang beredar tentang rencana merger maupun diakuisisi oleh kompetitornya Grab Holdings Ltd (GRAB).
Sekeretaris perusahaan GOTO R A Koesoemohadiani mengatakan perseroan ingin memberikan klarifikasi bahwa tidak ada kesepakatan antara Perseroan dengan pihak manapun untuk melakukan transaksi merger sebagaimana telah diberitakan di media massa.
“Perseroan mencatat bahwa berita yang sama juga beredar dari waktu ke waktu di masa lampau dalam beberapa tahun terakhir dan berita-berita tersebut adalah berdasarkan spekulasi,” ujar Koesoemohadiani yang akrab panggil Diani dalam Keterbukaan Informasi, Selasa (4/2/2025).
Sebelumnya Bloomberg News mengabarkan Grab tengah mempertimbangkan untuk mengakuisisi GoTo Group, dengan valuasi lebih dari US$7 miliar atau sekira Rp118,67 triliun.

Startup asal Singapura ini ingin mempercepat pembicaraan untuk menggabungkan diri untuk mengakhiri kerugian yang dialami selama bertahun-tahun di pasar teknologi yang kompetitif di Asia Tenggara.
Menurut narasumber yang mengetahui rencana tersebut, salah satu skenario yang sedang dibahas ialah pembelian seluruh saham GoTo Group dengan harga lebih dari Rp100 per saham.
Harga ini premium mengingat harga saham GOTO saat ini ada di level Rp87/saham.
Narasumber tersebut membeberkan bahwa diskusi akusisi ini telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir, dan perusahaan-perusahaan melihat 2025 sebagai tahun yang tepat untuk mencapai kesepakatan antara kedua perusahaan tersebut.
Kedua perusahaan — penyedia layanan transportasi daring terbesar di Asia Tenggara — telah mengadakan pembicaraan selama bertahun-tahun, di mana target penggabungan ini akan mengurangi biaya dan tekanan persaingan di wilayah dengan lebih dari 650 juta konsumen ini.
Diketahui Grab didukung oleh Uber Technologies Inc, sementara GoTo disuntik oleh sejumlah investor, salah satunya Softbank Group Corp. Kedua startup sedang menuju profitabilitas setelah debut di pasar saham dalam beberapa tahun terakhir.
Namun, persaingan dalam menarik banyak pelanggan telah membuat harga tetap terkendali dan menekan margin. Pada tahun-tahun sebelumnya, upaya merger menghadapi tak sedikit rintangan, seperti perselisihan antara para pihak, serta potensi hambatan antimonopoli akibat dominasi perusahaan di pasar Indonesia dan Singapura.
Narasumber yang meminta tidak disebutkan namanya karena kabar ini bersifat rahasia, mengatakan bahwa pembicaraan saat ini mungkin tidak akan menghasilkan transaksi sama sekali.
Sumber : Bloomberg Technoz