Emiten milik Prajogo Pangestu PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) melakukan sejumlah manuver baru di bisnis angkutan laut dengan menambah kepemilikan di dua entitas usahanya.

CDIA telah memperkuat kendali bisnis pelayaran melalui peningkatan kepemilikan saham di dua anak usahanya, yakni PT Chandra Shipping International (CSI) dan PT Marina Indah Maritim (MIM) dengan total nilai transaksi Rp2,68 triliun. 

Berdasarkan keterbukaan informasi perseroan di Bursa Efek Indonesia (BEI), dikutip Minggu (5/10/2025), terdapat empat objek transaksi terpisah yang saling berkaitan. Seluruh transaksi tersebut dilaksanakan pada 1 Oktober 2025.

Objek transaksi pertama adalah pemberian pinjaman oleh CDIA kepada PT Buana Primatama Niaga (BPN) dengan nilai maksimum Rp1 triliun, bunga JIBOR 3 bulan + 1,75%, dan tenor hingga 31 Desember 2032. Pembayaran bunga akan dilakukan setiap tanggal 25 pada Maret, Juni, September, serta Desember.

Objek transaksi kedua berupa penerbitan saham baru oleh PT CSI sebanyak 18.138.724 lembar dengan total nilai Rp2,72 triliun, yang diambil bagian oleh CDIA dan BPN. 

Sementara itu, PT MIM menerbitkan sebanyak 18.027.795 saham baru dengan nilai mencapai Rp1,80 triliun. Hal ini sebagaimana tercantum dalam objek transaksi ketiga.

Adapun objek transaksi keempat adalah pengambilalihan saham PT CSI dan PT MIM yang dimiliki PT BPN oleh CDIA beserta anak usahanya, yakni PT Chandra Samudera Port (CSP), dengan total nilai sebesar Rp2,68 triliun.

“Dengan telah terlaksananya Objek Transaksi IV, maka kemudian PT BPN melakukan pelunasan pinjaman kepada perseroan atas objek transaksi I sehingga, seluruh kewajiban PT BPN atas pinjaman kepada perseroan telah terlunasi,” kata manajemen.

Setelah seluruh transaksi tuntas, CDIA menguasai 99% saham di PT CSI dan PT MIM, sedangkan 1 lembar saham di masing-masing entitas dipegang oleh PT CSP. Kedua perusahaan kini menjadi anak usaha terkonsolidasi penuh di bawah CDIA.

Entitas usaha ini menjalankan bisnis perdagangan besar (bukan mobil dan sepeda motor), serta pergudangan dan aktivitas penunjang angkutan. Bisnis lainnya yakni perdagangan besar bahan dan barang kimia serta pergudangan dan penyimpanan.

Sebelumnya, Manajemen PT Chandra Daya Investasi Tbk. (CDIA) buka suara terkait dengan faktor pendorong laba bersih perseroan melonjak pada semester I/2025.

Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, CDIA membukukan pendapatan sebesar US$66,87 juta atau naik 41,94% year-on-year (YoY) dari US$47,11 juta pada semester I/2024.

Pada saat yang sama, EBITDA Chandra Daya Investasi tercatat melonjak 468,3% YoY dari US$12,6 juta menjadi US$71,9 juta. Dari situ, laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih CDIA mencapai US$67,84 juta pada semester I/2025 atau lebih tinggi 330% dari US$15,77 juta pada paruh pertama 2024.

Dengan capaian tersebut, laba bersih CDIA lebih besar dibandingkan dengan pendapatan perseroan. Ditelisik lebih lanjut, pundi-pundi laba CDIA pada paruh pertama tahun ini didorong oleh pendapatan dari aset keuangan US$11,16 juta dan keuntungan lain-lain bersih US$46,28 juta.

Apabila dikonversi ke dalam rupiah, laba bersih CDIA pada semester I/2025 setara dengan Rp1,09 triliun dengan kurs Rp16.129 per dolar AS.

Direktur CDIA Jonathan Kandinata mengatakan bahwa kinerja perseroan pada paruh pertama 2025 menunjukkan ketahanan sekaligus disiplin strategi pertumbuhan anak usaha PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) itu.

“Laba bersih melonjak ditopang pilar logistik sebagai mesin pertumbuhan utama melalui akuisisi PT Marina Indah Maritim dan PT Barito Investa Prima [kini PT Chandra Investa Prima], yang memperluas jejak logistik terintegrasi CDI Group di laut dan darat,” paparnya dalam keterangan resmi.

Sebagai informasi, pada semester pertama 2025, CDIA menyelesaikan akuisisi PT Barito Investa Prima. Secara paralel, CDIA juga mengoperasikan dua kapal pengangkut gas ethylene guna memperkuat kapabilitas maritim sekaligus memperkokoh integrasi rantai pasok aset Chandra Asri Group di Indonesia dan Singapura.

Menurut Jonathan, CDIA mengalokasikan dana hasil initial public offering (IPO) sebesar Rp2,4 triliun untuk mendukung ekspansi perseroan. Sekitar Rp0,9 triliun dialokasikan untuk tambahan kapal guna memperkuat lini logistik dan Rp1,5 triliun untuk pengembangan tangki penyimpanan, pipa ethylene, dan fasilitas pendukung lainnya untuk meningkatkan integrasi pelabuhan.

“Secara keseluruhan, inisiatif ini memperluas kapasitas layanan, memperdalam integrasi rantai nilai, dan memperkuat peran CDI Group sebagai penggerak utama konektivitas regional dan solusi infrastruktur,” imbuhnya.

Selain dana IPO, CDIA juga telah memperoleh pinjaman jangka panjang senilai Rp2 triliun dari PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN). Struktur permodalan Chandra Daya Investasi juga diperkuat oleh penyertaan modal tambahan sebesar US$185 juta dari Chandra Asri Group selaku pemegang saham CDIA dan EGCO Group.

Sumber: market.bisnis.com