Harga emas diprediksi masih mengebut pada pekan ini. Bahkan, bisa menembus rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH). Seba, ditopang kekhawatiran pasar akan perang dagang Amerika Serikat (AS) yang meluas ke negara lainnya, terutama Eropa.

Harga emas ditutup menguat 0,14% menjadi US$ 2.860,3 pada perdagangan Jumat (7/2/2025). Setelah di awal sesi perdagangan sempat mencatatkan rekor tertinggi harga emas di level US$ 2.886,9.

Analis komoditas keuangan Ibrahim Assuaibi mengatakan, harga emas masih kuat menanjak pada pekan ini. Bahkan, berpotensi menembus rekor tertinggi. Ditopang oleh kekhawatiran pasar akan perang dagang AS yang berpotensi meluas ke negara lainnya.

Hal ini seiring dengan kabar yang menyebutkan Presiden AS Donald akan mengumumkan tarif baru kepada negara-negara yang memiliki defisit neraca perdagangan tinggi.

Negara-negara tersebut sering Trump ucapkan saat kampanye lalu, yaitu Eropa, Taiwan, dan Vietnam. Kemungkinan, Trump akan mengumumkan ini pada Senin (10/2/2025) atau Selasa (11/2/2025). Hal inilah yang membuat investor beralih ke aset safe haven,” jelas Ibrahim.

Meski menunda pengenaan tarif kepada Kanada dan Meksiko, Ibrahim menyebutkan perang dagang AS dengan China tetap berlanjut.

Hal ini juga menimbulkan kekhawatiran akan tingginya inflasi AS. Dengan demikian, The Fed diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunganya di kisaran 4,25-4,5%. “Suku bunga yang masih tinggi ini akan membuat kenaikan harga emas sedikit terbatas,” tambahnya.

Jatuhnya Bitcoin

Ibrahim menambahkan, harga emas juga masih akan terus menguat karena investor kripto beralih ke safe haven.

Hal ini terlihat dengan terus jatuhnya Bitcoin dan aset-aset kripto pada umumnya. Parahnya lagi, penurunan ini terjadi sejak Trump menjabat sebagai presiden AS.

Kondisi ini sangat berbeda ketika Trump dilantik sebagai presiden. Kala itu, bitcoin bahkan menembus rekor tertingginya.

Untuk itu, Ibrahim memprediksi harga emas akan bergerak pada support US$ 2853 dan resistance di US$ 2.895.

Ia pun menyarankan investor yang sudah memiliki logam mulia untuk bertahan, karena masih ada harapan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Tapi, bagi mereka yang mau masuk, sebaiknya hati-hati. Sebab, jika dipaksakan masuk, dikahwatirkan keuntungan yang akan diraih masih cukup lama,” tutupnya.

Sumber : INVESTOR.ID