PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA) meraup pendapatan bersih sebesar U$ 622,1 juta sepanjang kuartal I-2025, tumbuh 31,8% secara tahunan. Pertumbuhan itu terutama bersumber dari segmen kimia perseroan yang naik 32,5% menjadi US$ 592,6 juta dan segmen infrastruktur yang menguat sebesar 19,4% menjadi US$ 29,5 juta, setelah mampu mengimbangi gangguan pasokan dan permintaan pada tahun sebelumnya.

Dari sisi beban pokok pendapatan, emiten terafiliasi konglomerat Prajogo Pangestu tersebut membukukan peningkatan sebesar US$ 616,3 juta dibandingkan tiga bulan tahun lalu sebesar US$ 471,3 juta. Kenaikan diakibatkan oleh meningkatnya biaya bahan baku dan utilitas di segmen kimia bersamaan dengan kembali menggeliatnya produksi dan volume penjualan. EBITDA pada kuartal I-2025 juga naik dari US$ 1,1 juta menjadi US$ 21,7 juta, yang merefleksikan pertumbuhan sebesar 1.870,2% secara tahunan.

Sekaligus, peningkatan tersebut mencerminkan EBITDA perseroan yang pulih meski profitabilitas kotor masih negatif akibat perbaikan kondisi pasar untuk portofolio produk perseroan. Setelah mengurangi seluruh beban penjualan dan beban-beban lainnya, TPIA berhasil memperkecil kerugian sebelum pajak dari US$ 41,8 juta pada kuartal I-2024, menjadi US$ 31,8 juta pada kuartal I-2025. Begitu juga dengan rugi periode berjalan pada kuartal I-2025 yang dapat ditekan menjadi US$ 23,5 juta dari sebelumnya US$ 32,6 juta.

Catatan demi catatan penurunan tersebut akhirnya turut berdampak pada rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk. Di mana, berdasarkan laporan konsolidasian interim per 31 Maret 2025, TPIA mampu mengurangi kerugiannya hingga 23% menjadi US$ 25,6 juta ketimbang sebelumnya US$ 33,1 juta.

Direktur Chandra Asri Suryandi menyampaikan, persroan terus mempertahankan posisi keuangan yang kuat sampai kuartal I-2025 dengan likuiditas solid sebesar US$ 2,7 miliar terdiri dari US$ 1,7 miliar kas dan setara kas. Lalu US$ 0,7 miliar dalam bentuk marketable securities serta US$ 0,3 miliar dari available committed revolving credit facilities.

“Pondasi kokoh ini memungkinkan kami mendorong pertumbuhan jangka panjang dan berkonstribusi pada pengembangan industri dan ekonomi Indonesia,” jelas Suryandi dalam keterangan resmi dikutip, Kamis (1/5/2025).

Neraca TPIA

Secara neraca, TPIA membukukan total liabilitas sebesar US$ 2,9 miliar per 3M 2025, naik sebesar 10,0% dari US$ 2,7 miliar pada FY 2024 akibat penambahan pinjaman berbunga untuk mendukung kebutuhan (capital expenditure/capex) dan proyek-proyek investasi strategis. Di sisi lain, jumlah ekuitas TPIA menguat dari US$ 2,9 miliar menjadi US$ 3 miliar. Lalu, perbaikan arus kas keluar bersih dari aktivitas operasi yang sebelumnya US$ 387,2 juta, menjadi US$ 318,7 juta pada kuartal I-2025.

Perbaikan tersebut disebabkan oleh penyerapan kas yang lebih rendah dari modal kerja meskipun masih berada dalam posisi rugi bersih. Termasuk, perbaikan dari aktivitas investasi yang lebih kecil dari US$ 139,5 juta menjadi US$ 0,7 juta pada kuartal I-2025. Katalis positifnya didorong oleh peningkatan hasil dari penempatan aset keuangan dan dividen dari entitas asosiasi, serta capex yang lebih rendah selama periode tersebut.

Terakhir aspek arus kas aktivitas pendanaan, di mana TPIA membukukan arus kas masuk bersih dari aktivitas pendanaan sebesar US$ 688,3 juta pada kuartal I-2025, tumbuh ketimbang pada 3M 2024 sebesar US$ 117,3 juta. Ini didorong oleh penggalangan pinjaman jangka panjang baru untuk memperkuat likuiditas dan mendukung inisiatif pertumbuhan serta investasi TPIA.

Sumber : INVESTOR.ID