Sebanyak 41 perusahaan tercatat telah melantai di BEI sepanjang tahun 2024, dengan total raihan dana Rp14,35 triliun. Dari IPO tersebut, sejumlah perusahaan meraup dana IPO jumbo pada 2024, seperti AADI afiliasi Garibaldi ‘Boy’ Thohir, MDIY, hingga GOLF afiliasi Tommy Soeharto.  Berdasarkan catatan Bisnis.com, IPO di Bursa tahun ini mencatatkan raihan dana terkecil sebesar Rp20,60 miliar yang dicatatkan PT Griptha Putra Persada Tbk. (GRPH) dan terbesar diraih PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) sebesar Rp4,31 triliun.

PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) Emiten afiliasi Garibaldi ‘Boy’ Thohir AADI menjadi emiten dengan raihan dana IPO terbesar pada 2024. AADI menawarkan sebanyak 778,6 juta saham, atau sebesar 10% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh AADI.

Dengan harga pelaksanaan Rp5.550 per saham, AADI meraih dana IPO Rp4,31 triliun. Berdasarkan data BEI yang dikutip Rabu (4/12/2024), dana hasil IPO rencananya akan digunakan AADI sekitar 37,23% untuk keperluan pemberian pinjaman oleh perseroan kepada perusahaan anak, yaitu PT Maritim Barito Perkasa (MBP) untuk kegiatan investasi dan kegiatan korporasi lainnya. Kemudian sekitar 14,89% akan digunakan oleh AADI untuk pembayaran kembali atas sebagian pinjaman berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 3 Mei 2024 dengan PT Adaro Indonesia.

Sisanya akan digunakan oleh Perseroan untuk pembayaran kembali kepada PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. (ADRO) atas sebagian pokok atas pinjaman berdasarkan Perjanjian Pinjaman tanggal 24 Juni 2024.

PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY)

Lalu selanjutnya, emiten pengelola jaringan ritel MR. DIY, MDIY memperoleh dana Rp4,15 triliun dari penawaran umum perdana saham. Perolehan dana IPO ini menjadi perolehan dana IPO terbesar kedua di Bursa tahun ini. MDIY tercatat menawarkan 2,51 saham atau setara 10% dari modal ditempatkan dengan banderol Rp1.650 per saham. Head of Marketing Communication MR DIY Indonesia Ria Sutrisno mengatakan sebagian dana IPO akan digunakan untuk ekspansi gerai ke sejumlah daerah potensial. Langkah ini bertujuan memenuhi komitmen perusahaan dalam menyediakan peralatan rumah tangga yang mudah diakses masyarakat. “

Harapannya, kami bisa tumbuh lebih banyak untuk menjangkau masyarakat yang lebih luas. Targetnya, kami ingin mencapai lebih dari 1.000 toko di tahun depan,” ujarnya kepada awak media di Jakarta, Kamis (19/12/2024).  Ria menjelaskan bahwa fokus pembukaan toko MR DIY tergantung pada lokasi yang dibidik. Jika satu daerah belum memiliki mal, maka perseroan akan membuka gerai baru dalam bentuk rumah toko alias ruko.

PT Ancara Logistics Indonesia Tbk. (ALII)

Emiten selanjutnya adalah PT Ancara Logistics Indonesia Tbk. (ALII). Emiten afiliasi Grup Bakrie ini meraup dana IPO sebesar Rp860,92 miliar. ALII melepas 3,17 juta saham ke publik atau setara dengan 20% dari jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh setelah proses IPO. Berdasarkan prospektus, sebagian besar dana yang diperoleh dari IPO akan digunakan untuk melunasi hutang anak usaha.

Sebanyak 75% dari dana tersebut akan dialokasikan untuk memberikan pinjaman kepada Perusahaan Anak, yaitu MCT. Dana tersebut akan digunakan oleh MCT untuk membayar sebagian atau melunasi pokok utang kepada OCP Asia Fund IV (SF 1) Pte. Limited dan OCP Asia Fund V (SF 1) Pte. Limited. Selanjutnya, sekitar 20,64% dari dana IPO akan digunakan untuk belanja modal guna mendukung kegiatan utama ALII, khususnya pembelian tongkang sungai.  Sisa dana akan dialokasikan oleh ALII untuk modal kerja, termasuk namun tidak terbatas pada pembelian bahan bakar, pembayaran jasa operator kapal, pembayaran jasa keamanan, pembayaran jasa operator alat berat, dan keperluan lainnya. Besaran dana IPO ini disusul oleh PT Adhi Kartiko Pratama Tbk. (NICE). Emiten yang selanjutnya diakuisisi Grup LG asal Korea ini meraup dana IPO sebesar Rp532,7 miliar di awal tahun 2024. NICE melepas sebanyak 1,22 miliar saham ke publik, atau setara dengan 20% kepemilikan. NICE bergerak dalam bidang pertambangan bijih nikel. Emiten selanjutnya adalah produsen sepeda United Bike,

PT Terang Dunia Internusa Tbk. (UNTD).

UNTD meraih dana segar Rp400 miliar dalam IPO di awal tahun ini. Perolehan dana IPO terbesar tahun ini juga dicatatkan oleh emiten milik Tommy Soeharto, PT Intra GolfLink Resorts Tbk. (GOLF). FOLF meraup dana IPO sebesar Rp390 miliar dari lantai pasar modal. Selain itu, PT Multi Spunindo Jaya Tbk. (MSJA) juga masuk ke dalam daftar 10 besar emiten dengan nilai IPO terbesar tahun ini, yaitu sebesar Rp264,7 miliar. Adapun tiga emiten lainnya yang juga masuk ke dalam 10 emiten dengan nilai IPO terbesar tahun ini adalah PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ), PT Superior Prima Sukses Tbk. (BLES), dan PT Verona Indah Pictures Tbk. (VERN). DAAZ meraup dana IPO sebesar Rp264 miliar, sementara BLES meraih dana IPO senilai Rp264 miliar atau sama seperti DAAZ. Adapun VERN meraih dana IPO sebesar Rp218,7 miliar.

Sumber : Market.bisnis.com