Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia telah menandatangani draf revisi peraturan presiden (Perpres) tentang pengolahan sampah menjadi listrik pada hari ini, Selasa (7/10/2025).

Bahlil mengatakan beleid anyar itu bakal ikut mendorong upaya pemerintah untuk mengurangi tumpukan sampah di sejumlah kota besar, sembari menambah pasokan setrum untuk PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) atau PLN.

“Tadi siang saya sudah melakukan paraf dan itu akan dilanjutkan untuk diproses lebih lanjut,” kata Bahlil di Jakarta, Selasa (7/10/2025).

Beleid anyar itu bakal mengubah ketentuan Perpres Nomor 35 Tahun 2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengelolaan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Berbasis Teknologi Ramah Lingkungan.

Adapun, Bahlil mengatakan, Perpres itu akan mengatur pembangkit sampah sebagai salah satu sumber energi baru terbarukan (EBT) untuk PLN.

“Sampah-sampah yang hari ini di kota-kota besar akan didorong untuk bisa kita manfaatkan sebagai pembangkit listrik,” tuturnya.

Sebelumnya, Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara membeberkan nilai proyek pengolahan sampah menjadi listrik atau waste-to-energy yang didorong pemerintah saat ini mencapai US$5 miliar atau sekitar Rp82,97 triliun (asumsi kurs Rp16.595 per dolar AS).

Chief Investment Officer (CIO) BPI Danantara Pandu Patria Sjahrir mengatakan lembagannya bakal ikut membiayai sebagian kebutuhan investasi tersebut. Sisanya, kata Pandu, pembiayaan proyek bakal melibatkan utang.

“Pengolahan sampah menjadi energi itu pada dasarnya proyek dengan nilai investasi US$5 miliar, baik itu dari segi modal dan utang, kami tentu saja akan bantu dari segi permodalan,” kata Pandu dalam wawancara dengan Bloomberg TV, Rabu (1/10/2025).

Pandu mengatakan lembaganya bakal menyalurkan sebagian dana himpunan dari Patriot Bond untuk mendorong proyek pengolahan sampah menjadi setrum itu jalan.

Lewat penerbitan Patriot Bond itu, Danantara belakangan berhasil menghimpun dana segar sekitar Rp50 triliun untuk membiayai sejumlah proyek strategis, termasuk pengolahan sampah menjadi listrik.

“Jadi program pengolahan sampah menjadi listrik ini menjadi tujuan dari Patriot Bond yang punya dampak signifikan terhadap ekonomi kita,” kata dia.

Danantara menargetkan proyek pengolahan sampah menjadi listrik itu akan dibuka lelang akhir bulan ini. Dari total 33 kota besar, terdapat 4 kota yang akan jadi prioritas dengan 8 proyek yang akan dilelang.

Rencanannya, setiap pembangkit listrik tenaga sampah (PLTSa) akan mengolah sampah minimal 1.000 ton per hari untuk menghasilkan minimal 15 megawatt (MW) listrik bagi 20.000 rumah tangga. Setiap unit proyek tersebut membutuhkan 4—5 hektare (ha) lahan.

Sampai dengan pertengahan tahun ini, Danantara membeberkan, Indonesia menghasilkan sekitar 35 juta ton sampah setiap tahunnya.

Produksi sampah itu setara dengan 16.5000 lapangan bola atau mampu menutupi seluruh wilayah Jakarta dengan ketinggian mencapai 20 sentimeter.

Sementara itu, dari total 35 juta ton sampah yang dihasilkan setiap tahunnya, hanya 61% sampah yang berhasil dikelola.

Sumber: bloombergtechnoz.com