
Harga kontrak Crude Palm Oil (CPO) di Bursa Malaysia Derivatives (BMD) ditutup terbang tinggi pada Senin (11/8/2025), melanjutkan reli pekan lalu. Kenaikan ini ditopang pertumbuhan stok yang lebih lambat dari perkiraan dan kinerja ekspor yang solid.
Berdasarkan data BMD pada penutupan Senin (11/8/2025), kontrak berjangka CPO untuk Agustus 2025 melejit 120 Ringgit Malaysia menjadi 4.334 Ringgit Malaysia per ton. Untuk kontrak berjangka CPO September 2025 melonjak 120 Ringgit Malaysia menjadi 4.354 Ringgit Malaysia per ton.
Sementara itu, kontrak berjangka CPO Oktober 2025 melesat 129 Ringgit Malaysia di 4.384 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO November 2025 meningkat 130 Ringgit Malaysia di 4.404 Ringgit Malaysia per ton.
Sedangkan kontrak berjangka CPO Desember 2025 terkerek 129 Ringgit Malaysia menjadi 4.413 Ringgit Malaysia per ton. Kontrak berjangka CPO Januari 2026 naik 122 Ringgit Malaysia menjadi 4.411 Ringgit Malaysia per ton.
Dikutip dari Bernama, trader minyak sawit David Ng mengatakan harga CPO berhasil menembus 4.300 Ringgit Malaysia per ton dan diperkirakan akan bertahan di kisaran tersebut. “Kami melihat harga CPO berada di kisaran support 4.300 Ringgit Malaysia per ton, dengan level resistance di 4.450 Ringgit Malaysia per ton,” ujarnya.
Laporan Juli 2025 dari Malaysian Palm Oil Board (MPOB) mencatat, ekspor minyak sawit naik 3,82% secara bulanan menjadi 1,30 juta ton dari 1,26 juta ton pada Juni. Stok CPO turun 2,02% menjadi 1,02 juta ton, sementara total persediaan minyak sawit naik 4,02% menjadi 2,11 juta ton dari 2,03 juta ton sebelumnya.
Stok CPO
Senior Analyst Fastmarkets Palm Oil Analytics Dr Sathia Varga mengatakan, stok akhir Juli sebesar 2,11 juta ton masih di bawah ekspektasi pasar yang memproyeksikan kenaikan 10–11% menjadi 2,23–2,25 juta ton, meskipun tetap berada di level tertinggi dalam 19 bulan terakhir.
“Sentimen ini turut diperkuat data ekspor yang kuat dari surveyor kargo. Selain itu, laporan rencana pemerintah Indonesia untuk menerapkan mandat biodiesel B50 pada 2026 juga mendukung penguatan harga,” jelasnya.
Untuk periode 1–10 Agustus, Intertek Testing Services (ITS) melaporkan ekspor mencapai 482.576 ton, naik 23,31% dari 391.355 ton pada periode yang sama bulan lalu. Perusahaan inspeksi independen Amspec Agri Malaysia mencatat tren serupa, dengan pengiriman meningkat 23,67% menjadi 453.230 ton dari 366.482 ton sebelumnya.
Sumber : investor.id