
PT United Tractors Tbk (UNTR) adalah salah satu pemain emas di Bursa Efek Indonesia (BEI), selain menggarap bisnis alat berat, pertambangan dan kontraktor batu bara, nikel, hingga energi baru terbarukan.
Saham UNTR kini sedang murah di tengah reli harga emas, sehingga menjanjikan potensi gain besar, karena punya target harga tinggi. Berdasarkan riset OCBC Sekuritas, penjualan emas UNTR tahun ini diprediksi naik 3,4% menjadi 240 ribu ons. Perseroan memprediksi produksi emas tambang MAratbe tahun ini turun menjadi 220 ribu ons, sedangkan tambang PT Sumbawa Juta Rata (SJR) naik menjadi 20 ribu ons.
Biaya kas tambang Martabe diprediksi naik dari US$ 1.050-1.110 per ons menjadi US$ 1.200-1.300 per ons pada 2025, sebagai imbas dari kenaikan kadar bijih emas. Jika harga emas terus tinggi, perseroan siap menaikkan biaya kas untuk menambah produksi.
Saat ini, demikian OCBC Sekuritas, UNTR fokus menggarap proyek tailing management facility (TMF) yang ditargetkan tuntas pada 2027 dan pengembangan fasilitas pemrosesan bijih emas sulfida akan meningkatkan produksi dan recovery kadar emas.
Pada 2027, broker ini mencatat, produksi emas tambang Martabe diprediksi mencapai 250 ribu ons dan bisa naik menjadi 300 ribu ons setelah 2030. Adapun produksi tambang SJR diproyeksikan naik menjadi 30-35 riby ons tahun depan.
“Demi mempertahankan produksi tambang Martabe sebesar 250 ribu ons, UNTR perlu mencari tambahan cadangan. Perseroan mengalokasikan dana eksplorasi US$ 15-20 juta untuk mempertahankan cadangan,” tulis OCBC Sekuritas dalam riset, dikutip Selasa (22/4/2025).
OBCC Sekuritas mempertahankan rekomendasi buy saham UNTR dengan target harga Rp 29.000 vs harga saat berita ini ditulis Rp 23.100, mencerminkan sekitar gain 25%. Saham UNTR kini lagi murah lantaran diperdagangkan dengan PBV dann PER 2025 hanya 0,8 kali dan 4,1 kali alias -1,4 standar deviasi dari rata-rata lima tahun. “Jelas, valuasi ini undemanding bagi saham UNTR,” tulis OBCB Sekuritas.
Padahal, demikian tulis OCBC Sekuritas, iklim usaha sedang mendukung semua lini bisnis UNTR, mulai dari alat berat, kontraktor dan tambang batu bara, hingga emas. Diversifikasi perseroan ke mineral model emas, nikel, tembaga, dan EBT juga bakal mengurangi ketergantungan terhadap batu bara dan menciptakan pilar pertumbuhan baru.
UNTR juga punya neraca yang sangat kuat dengan kas bersih yang siap dieksekusi untuk menopang pertumbuhan. Soal dividen, manajemen menyebut rasionya akan kembali normal ke 40%.
Sumber : INVESTOR.ID