
Meningkatnya potensi kepadatan libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) di sejumlah ruas tol PT Jasa Marga Tbk (JSMR), mendorong prospek saham emiten ini, Sejalan dengan estimasi lonjakan volume kendaraan, analis juga mempertahankan rekomendasi Bullish pada saham JSMR.
Konsensus Bloomberg menghasilkan target harga saham JSMR dapat mencapai Rp6.401/saham untuk 12 bulan ke depan. Menariknya, harga saham saat ini berada di level Rp4.160/saham. Artinya, masih ada peluang dan potensi cuan hingga 54%.
Terdapat 21 Analis yang merekomendasikan Buy/ Beli saham JSMR, dengan satu Analis memberikan rekomendasi Hold, dan tidak ada satupun Analis yang menyematkan rating Sell, di tengah prediksi sebanyak 3 juta kendaraan meninggalkan wilayah Jabodetabek selama Nataru, 18 Desember 2024 sampai 4 Januari 2025.

Berdasarkan riset Analis BRI Danareksa Sekuritas, Richard Jerry dan Sabela Nur Amalina, mereka menegaskan rekomendasi rekomendasi Buy/ Beli saham JSMR pada Desember ini. Dengan mempertahankan target harga saham JSMR di harga Rp6.200/saham.
“Kami menegaskan kembali merekomendasikan Buy/ Beli saham JSMR dengan target harga (TP) Rp6.200/saham. Saat ini, JSMR diperdagangkan pada 7x EV/EBITDA (-1 standar deviasi dari rata-rata 5 tahun),” mengutip riset BRI Danareksa Sekuritas, Rabu
Analis MNC Sekuritas, Christian Sitorus juga kompak mempertahankan rekomendasi Buy/ Beli dengan rating yang sama. Target harga saham turut dipertahankan di Rp6.250/saham.
Tim dari analis BNI Sekuritas, termasuk Aurelia Amanda Barus “Aurel” juga mempertahankan rekomendasi Buy saham JSMR. Dengan mempertahankan target harga di angka amat optimis mencapai Rp7.150/saham.
Kemudian, Analis dari Perusahaan investasi unggulan Macquarie, Indra Cahya juga memberikan rekomendasi serupa dengan menyematkan rating Outperform, dengan target harga dapat mencapai Rp7.200/saham.
Pada perdagangan siang hari ini, harga saham JSMR memang masih melemah 140 poin (3,26%) ke level Rp4.160/saham. Tertekannya harga saham Big Caps unggulan LQ45 satu ini usai sebanyak 2 juta saham diperjualbelikan. Dengan nilai transaksi mencapai Rp8 miliar.

Corporate Communication and Community Development Group Head PT Jasa Marga Tbk (JSMR) Octaviana mengatakan, estimasi lonjakan volume kendaraan yang meninggalkan wilayah Jabodetabek akan terjadi di empat gerbang tol utama, yaitu Cikampek Utama, Kalihurip Utama, Ciawi dan Cikupa.
“Untuk mengantisipasi potensi kepadatan, Jasa Marga telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi lonjakan arus kendaraan selama libur Nataru 2024,” papar Octaviana.
JSMR juga memprediksi pada periode Nataru saat ini akan ada kenaikan 17,9% dibandingkan Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR) normal, dan mencatat kenaikan 2,4% dibandingkan dengan periode Nataru 2023/2024 yang lalu.
Sedangkan untuk kendaraan yang menghampiri wilayah Jabodetabek diperkirakan mencapai 3.002.175 kendaraan pada periode Nataru 2024/2025. Angka tersebut melonjak 18,6% dibandingkan LHR normal dan mencatat kenaikan 2,19% dibandingkan dengan Nataru 2023/2024 lalu.
JSMR juga akan mengoperasikan sejumlah ruas tol baru, diantaranya adalah Jalan Tol Solo–Yogyakarta–NYIA Kulon Progo (Jogja–Solo) Segmen Kartasura-Klaten sepanjang 22,3 Km yang sudah bertaruf.
Jalan Tol Jogja Solo Segmen Klaten-Prambanan sepanjang 8,5 Km yang akan difungsionalkan pada periode Nataru 2024/2025 tanpa tarif, dan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Segmen Gending Kraksaan sepanjang 10,3 Km juga akan difungsionalkan tanpa tarif.
“Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Selatan Segmen Sadang-Kutanegara sepanjang 8,5 km akan dioperasikan secara situasional berdasarkan direksi kepolisian,” katanya.
Ia melanjutkan, Jasa Marga juga telah meningkatkan kapasitas jalan di beberapa ruas strategis untuk meningkatkan efisiensi lalu lintas. Ruas strategis tersebut diantaranya Ruas Tol Palikanci, Jagorawi, dan Padaleunyi.
Sedangkan di Gerbang Tol Cikampek Utama Octaviana mengatakan kini terdapat lima jalur tambahan yang menambah total kapasitas menjadi 36 jalur.
Jasa Marga juga menerapkan Rest Area Management System (RAMS) di 19 Rest Area untuk membantu informasi kapasitas parkir di sejumlah lokasi rest area agar kendaraan dapat diatur dengan mudah.
Sumber : bloombergtechnoz.com